Iklan

Iklan

Okara
Agustus 31, 2024, 22:02 WIB
Last Updated 2024-08-31T15:02:32Z
Crypto

Singapura Pimpin Global dalam Adopsi Mata Uang Kripto

Read To
Advertisement
Singapura Pimpin Global dalam Adopsi Mata Uang Kripto


Okara - Singapura kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin dunia dalam adopsi mata uang kripto, berdasarkan laporan terbaru dari Henley & Partner Investment Consultancy. Laporan ini, yang bertajuk "Henley Crypto Adoption Index," menempatkan Singapura di peringkat pertama, mengungguli Hong Kong dan Uni Emirat Arab (UEA) yang masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga.

Penelitian ini dilakukan pada Juli hingga Agustus 2024, dengan menilai 24 negara berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk adopsi publik, infrastruktur, inovasi teknologi, regulasi, faktor ekonomi, dan kebijakan pajak. Singapura berhasil meraih skor tertinggi, yaitu 45,6 dari 60 poin, menunjukkan dominasi negara tersebut dalam lanskap kripto global.

Posisi teratas yang diraih Singapura ini bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat lingkungan ekonomi negara ini yang sangat maju serta regulasi mata uang kripto yang jelas dan komprehensif. Undang-Undang Layanan Pembayaran yang diberlakukan oleh Otoritas Moneter Singapura (MAS) telah memberikan fondasi yang kuat bagi pertumbuhan dan adopsi Bitcoin serta mata uang digital lainnya di negara ini.

Selain regulasi yang mendukung, Singapura juga telah melakukan sejumlah inisiatif inovatif, seperti Project Orchid dan Project Guardian, yang bertujuan untuk mengintegrasikan teknologi blockchain dalam sistem perbankan. Bank terkemuka seperti DBS telah mulai mengadopsi token berbasis blockchain untuk distribusi hibah pemerintah, menunjukkan komitmen Singapura terhadap perkembangan teknologi keuangan.

Di sisi lain, Hong Kong, yang menempati peringkat kedua dengan skor 41,2 poin, juga menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam adopsi mata uang kripto. Dikenal sebagai pusat keuangan global dengan ekonomi yang kuat dan kebijakan pajak yang ramah, Hong Kong terus memperkuat posisinya di dunia kripto. Pada Foresight 2024 Annual Summit yang berlangsung pada 12 Agustus, pemerintah Hong Kong mengumumkan rencana untuk meningkatkan regulasi aset digital dalam 18 bulan ke depan. Langkah ini diharapkan akan semakin meningkatkan adopsi kripto di wilayah tersebut.

UEA, dengan skor 41,8 poin, berada di posisi ketiga, mengikuti jejak Hong Kong. Negara ini telah lama dikenal sebagai pendukung kuat mata uang kripto dan perusahaan rintisan berbasis teknologi. Salah satu langkah terbaru yang diambil oleh pemerintah adalah persetujuan pengadilan Dubai pada 16 Agustus untuk penggunaan mata uang kripto sebagai metode pembayaran gaji. Kebijakan ini diharapkan akan mendorong lebih banyak bisnis di UEA untuk beralih ke transaksi berbasis kripto.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Singapura, Hong Kong, dan UEA, ketiga negara ini telah memposisikan diri mereka sebagai pemimpin global dalam adopsi mata uang kripto, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan industri kripto di masa depan.




(*)