Advertisement
Okara.biz.id - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, tengah bergerak cepat untuk menangani 3.002 warganya yang terdata dalam kategori kemiskinan ekstrem. Kepala Dinas Sosial Kota Kediri, Paulus Budi Luhur, mengungkapkan bahwa verifikasi telah dilakukan untuk memastikan mereka mendapatkan bantuan yang tepat.
"Sebagian besar warga dalam data kemiskinan ekstrem sudah menerima bantuan dari Pemkot Kediri, baik melalui program Bantuan Pangan Nontunai Daerah (BPNTD) maupun Asistensi Lanjut Usia Terlantar (ASLUT) di tahun 2024," kata Paulus, Selasa (4/9/2024).
Namun, masih ada sekitar 20 warga yang belum mendapatkan bantuan karena tidak masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Kendala ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti status sebagai pensiunan aparatur negara atau memiliki anggota keluarga yang berpenghasilan lebih dari Upah Minimum Regional (UMR).
"Kami sedang mencari solusi untuk memastikan mereka yang berhak tetap mendapatkan bantuan, meskipun terhalang oleh aturan," tambahnya.
Saat ini, lebih dari 3.000 warga Kota Kediri telah menerima bantuan dari Dinas Sosial setempat. Bantuan ini mencakup 488 warga lanjut usia yang menerima ASLUT dan 2.582 warga fakir miskin yang menerima BPNTD, masing-masing senilai Rp200.000 per bulan atau Rp2,4 juta per tahun.
Selain itu, Dinsos Kota Kediri juga memberikan bantuan sosial kepada anak yang berhadapan dengan hukum sebesar Rp300.000 per bulan, orang dengan kecacatan berat (ODKB) sebesar Rp500.000 per bulan, serta santunan kematian senilai Rp2 juta bagi keluarga yang anggotanya meninggal dunia.
Paulus juga menjelaskan bahwa Dinsos Kediri mendampingi penyaluran bantuan dari pemerintah pusat dan provinsi, seperti bantuan pangan nontunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Dinsos hanya mendampingi, sedangkan pendataan dan penyaluran langsung dilakukan oleh pemerintah pusat atau provinsi," tutup Paulus.
(*)