Advertisement
Okara.biz.id - Hashrate Bitcoin baru saja mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 754 EH/s pada 23 Juli 2024, menurut data dari BitInfoCharts. Di tengah kondisi ini, seorang penambang Bitcoin tunggal berhasil mendapatkan hasil luar biasa.
Pada Minggu (1/9/2024), seorang penambang individu memproses blok nomor 858.978 pada pukul 4:21 waktu setempat, berdasarkan data dari penjelajah blok Bitcoin, Mempool.space. Blok tersebut mencakup 2.391 transaksi, dan sebagai hasilnya, penambang tersebut menerima 3,27 BTC, yang setara dengan USD 199.094 atau sekitar Rp 3 miliar pada kurs saat ini.
Yang menarik, penambang yang memproses blok tersebut berasal dari Solo CK Pool, sebuah kumpulan penambangan solo yang berbeda dari kumpulan penambangan pada umumnya. Menurut data Mempool, penambang Solo CK menggunakan hashrate sebesar 456/PH saat berhasil memproses blok tersebut. Mengingat hashrate rata-rata jaringan Bitcoin saat ini berada di angka 665 EH/s, penambang ini hanya beroperasi dengan sekitar 0,012% dari hashrate rata-rata.
Keberhasilan penambang tunggal ini menjadi semakin luar biasa karena dominasi perusahaan penambangan besar seperti Riot Blockchain dan Marathon Digital, yang memiliki kekuatan hashrate jauh lebih besar. Kejadian di mana seorang penambang tunggal berhasil memvalidasi blok sangatlah langka, hanya terjadi sekitar 290 kali dari 859.000 blok yang telah diproduksi sejak Bitcoin diluncurkan 14 tahun lalu.
Sementara itu, di tengah optimisme pasar terkait pemangkasan suku bunga oleh The Fed, arus masuk investasi ke Bitcoin mencapai Rp 8,4 triliun. Menurut laporan Coinshares yang dipimpin oleh James Butterfill, produk investasi aset digital mencatat arus masuk Bitcoin (BTC) sebesar USD 543 juta, atau sekitar Rp 8,4 triliun. Hal ini menunjukkan adanya korelasi kuat antara perilaku pasar Bitcoin dengan ekspektasi suku bunga AS.
Secara regional, Amerika Serikat memimpin dengan arus masuk sebesar USD 498 juta, diikuti oleh Hong Kong dan Swiss yang masing-masing mencatat arus masuk sebesar USD 16 juta dan USD 14 juta. Di sisi lain, Ethereum (ETH) justru mengalami arus keluar sebesar USD 36 juta, meskipun ETF Ethereum baru mencatat arus masuk sebesar USD 3,1 miliar sejak peluncurannya.
Dalam konteks yang lebih luas, ETF Bitcoin spot yang diluncurkan di Hong Kong juga mencapai tonggak penting dengan aset yang dikelola (AUM) melampaui USD 256 juta, meskipun pertumbuhan awalnya lebih lambat dibandingkan dengan ETF serupa di Amerika Serikat.
(*)