Advertisement
Okara.biz.id - Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus berupaya memperkuat pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan melalui pembangunan dan operasionalisasi Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R). Saat ini, tercatat sebanyak 26 TPS3R telah didirikan di berbagai kecamatan, termasuk di Kecamatan Muncar yang meraih penghargaan sebagai TPS3R Terbaik Nasional.
Pengelolaan sampah menjadi salah satu prioritas Pemkab Banyuwangi dengan pendekatan komprehensif dari hulu ke hilir. Program ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah rumah tangga hingga upaya pengurangan penggunaan plastik. Salah satu langkah strategis yang diambil Pemkab adalah penyusunan regulasi persampahan, seperti peraturan daerah, peraturan bupati, serta penerbitan Surat Edaran tentang pengurangan plastik sekali pakai.
Plt Bupati Banyuwangi, Sugirah, menekankan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam menangani permasalahan sampah. “Kami mendorong perubahan perilaku masyarakat dan bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk pemerintah Norwegia dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Ini merupakan langkah yang sangat signifikan dalam mendukung pembangunan TPS3R di wilayah kami, seperti di Tembokrejo dan Balak,” jelas Sugirah, Senin (14/10/2024).
Salah satu bukti keberhasilan pengelolaan sampah di Banyuwangi adalah TPS3R Balak yang mampu mengelola hingga 84 ton sampah per hari, melayani sekitar 55.491 rumah tangga. Sementara itu, TPS3R Muncar yang dikelola oleh masyarakat mampu menangani 12-25 ton sampah setiap hari, dengan sisa residu yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) hanya sekitar 2 ton per hari. Ini menunjukkan efektivitas program 3R dalam mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
Tak hanya itu, Banyuwangi juga mengembangkan kemitraan dengan NGO Sungai Watch, yang fokus pada penanganan sampah di sungai dan laut. Melalui kolaborasi ini, dipasang jaring penghalang sampah di beberapa titik strategis untuk mencegah sampah masuk ke perairan. Pemerintah Norwegia juga berencana membangun pabrik pengolahan sampah plastik bernilai rendah di wilayah tersebut, memperkuat kapasitas pengelolaan sampah di Banyuwangi.
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menegaskan bahwa pembangunan TPS3R merupakan salah satu langkah kunci dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk terus mengurangi jumlah sampah dengan prinsip 3R. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk LSM dan sektor swasta, sangat membantu kami dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih,” ujar Dwi Handayani.
Salah satu contoh kerja sama yang berhasil adalah Project STOP. Proyek ini mendukung pembangunan dua TPS3R di Kecamatan Muncar, yaitu TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas. Dengan kapasitas pengelolaan 20 ton per hari, TPS3R Bio Mandiri Lestari melayani empat desa di sekitarnya. Keberhasilan ini bahkan membawa TPS3R tersebut mengekspor sampah plastik ke negara seperti Austria, Kanada, dan Malaysia.
Tak hanya itu, TPS3R Bio Mandiri Lestari juga meraih penghargaan sebagai TPS3R Terbaik Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Selain mengurangi sampah yang masuk ke TPA, program ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” jelas Dwi Handayani.
Sementara itu, TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas memiliki kapasitas 25 ton per hari dan melayani enam desa di sekitarnya. Pemkab Banyuwangi juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung, seperti kendaraan pengangkut sampah dan tempat sampah, guna memastikan operasional TPS3R berjalan lancar.
Dalam upaya memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah, Pemkab Banyuwangi juga sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. TPST ini direncanakan mampu mengolah hingga 167 ton sampah per hari dan melayani delapan kecamatan di wilayah selatan Banyuwangi.
Selain itu, Pemkab juga merencanakan pembangunan TPST dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Wongsorejo, dengan kapasitas 500 ton per hari di atas lahan seluas 15 hektar. Fasilitas ini akan menggunakan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengurangi residu sampah yang masuk ke TPA. Dengan teknologi ini, sampah yang tidak dapat didaur ulang akan diubah menjadi bahan bakar alternatif.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Banyuwangi dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah, baik di tingkat lokal maupun nasional. Kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, LSM, maupun sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan program pengelolaan sampah berkelanjutan di kabupaten ini.
Banyuwangi terus berinovasi dalam pengelolaan sampah demi mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta mengurangi dampak negatif sampah terhadap ekosistem darat dan laut. Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, Banyuwangi diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan sampah terpadu yang efektif dan ramah lingkungan.
Inovasi dalam Pengelolaan Sampah
Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi, Dwi Handayani, menegaskan bahwa pembangunan TPS3R merupakan salah satu langkah kunci dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan. “Kami berkomitmen untuk terus mengurangi jumlah sampah dengan prinsip 3R. Kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk LSM dan sektor swasta, sangat membantu kami dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih,” ujar Dwi Handayani.
Salah satu contoh kerja sama yang berhasil adalah Project STOP. Proyek ini mendukung pembangunan dua TPS3R di Kecamatan Muncar, yaitu TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas. Dengan kapasitas pengelolaan 20 ton per hari, TPS3R Bio Mandiri Lestari melayani empat desa di sekitarnya. Keberhasilan ini bahkan membawa TPS3R tersebut mengekspor sampah plastik ke negara seperti Austria, Kanada, dan Malaysia.
Tak hanya itu, TPS3R Bio Mandiri Lestari juga meraih penghargaan sebagai TPS3R Terbaik Nasional dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. “Selain mengurangi sampah yang masuk ke TPA, program ini juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” jelas Dwi Handayani.
Sementara itu, TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas memiliki kapasitas 25 ton per hari dan melayani enam desa di sekitarnya. Pemkab Banyuwangi juga menyediakan berbagai fasilitas pendukung, seperti kendaraan pengangkut sampah dan tempat sampah, guna memastikan operasional TPS3R berjalan lancar.
Pengembangan Infrastruktur Persampahan
Dalam upaya memperkuat infrastruktur pengelolaan sampah, Pemkab Banyuwangi juga sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Karetan, Kecamatan Purwoharjo. TPST ini direncanakan mampu mengolah hingga 167 ton sampah per hari dan melayani delapan kecamatan di wilayah selatan Banyuwangi.
Selain itu, Pemkab juga merencanakan pembangunan TPST dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Kecamatan Wongsorejo, dengan kapasitas 500 ton per hari di atas lahan seluas 15 hektar. Fasilitas ini akan menggunakan teknologi RDF (Refuse Derived Fuel) untuk mengurangi residu sampah yang masuk ke TPA. Dengan teknologi ini, sampah yang tidak dapat didaur ulang akan diubah menjadi bahan bakar alternatif.
Langkah-langkah ini menunjukkan komitmen Banyuwangi dalam menghadapi tantangan pengelolaan sampah, baik di tingkat lokal maupun nasional. Kolaborasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah, LSM, maupun sektor swasta, menjadi kunci keberhasilan program pengelolaan sampah berkelanjutan di kabupaten ini.
Banyuwangi terus berinovasi dalam pengelolaan sampah demi mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta mengurangi dampak negatif sampah terhadap ekosistem darat dan laut. Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, Banyuwangi diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan sampah terpadu yang efektif dan ramah lingkungan.
(*)